Soni melihat kondisi Shanty baik-baik saja, bahkan doi sangat menikmati perbuatan gila Soni pada dirinya. Buktinya selangkangan Shanty sangat 'becek'. Ternyata Shanty mengalami 9 kali 'Orgasm' dan sekali 'Huge, masive, super big-O' beberapa saat sampai Shanty pingsan 'inside her after glow'. "Gile bener, gue bisa 'nyampe' tanpa mekmek gue dientot" pikir Shanty.

Padahal minggu lalu boro-boro bisa nyampe, yang ada tenggorokan Shanty sakit-sakit. Minggu lalu Shanty nggak di-'ikat', nggak pake 'dildoe', nggak pake 'O-ring gag', dan nggak pake 'latex hood'. Doi cuma pake 'latex catsuit' dan 'catheter', ketika Soni mengajari 'throat fuck' pada Shanty.

"Olong uka epit-an-nya, anti ngau hi-his" kata Shanty. Soni-pun segera membuka 'Clamp'nya, dan 'Cuurr ..' air kencing Shanty mengalir dari 'catheter'nya. Soni terpana melihat pipis Shanty mengalir lembut dari pipa karet tersbut. Kasur 'latex'pun menjadi basah kuyup karenanya. Untunglah 'mattress protector'nya kedap air, jadi sebenarnya hanya spreinya saja yang basah.

Soni kemudian memotong semua 'Ziptie' yang mengikat tubuh Shanty, tanpa melepas 'O-ring gag' dan 'white latex hood'nya. Lalu Soni mengambil 'Cling-wrap' dari tas kerjanya dan mulai 'membungkus/mummified' badan Shanty beserta micro mini 'latex suit'nya, yang kuyup oleh air seni.

Soni membungkus Shanty mulai dari ujung kakinya terus naik sampai ke pangkal paha Shanty, lalu kembali turun menuju kakinya. Soni melakukan-nya 3 kali naik turun. Setelah itu, kaki Shanty yang satunya lagi mengalami hal yang sama, terlilit erat 6 lapis plastik pembungkus makanan. Sekarang kedua kaki Shanty menjadi mengkilap oleh lapisan 'cling wrap' tersebut. Soni-pun mengusap-usap kaki doi, sambil menikmati hasil karyanya.

Sekarang giliran 'torso' dan tangannya. Soni mendudukan doi diranjang dengan posisi ke dua tangan-nya lurus dipinggang. Lalu gulungan 'cling wrap' mulai mengintari batang tubuh Shanty, mulai dari pantat muter-muter naek terus sampai ke pundak, turun lagi, naek lagi, dst. Sampai 6 lapisan plastik membungkus batang tubuh Shanty dengan eratnya.

Soni mengambil sabuk nylon hitam dengan lebar 10cm dan panjang 1,5m. Diangkatnya kedua kaki Shanty, lalu dirapatkan ke bahu Shanty, dan di 'tahan'nya posisi tersebut dengan sabuk nylon itu.

Kemudian Shanty yang terbungkus 6 lapis plastik itu, dibaringkan diranjang yang basah oleh air seni Shanty, dengan kepalanya tetap dalam posisi menggelantung di pigiran ranjang.

Dari tas kerjanya Soni mengambil 'strap on dildoe' khusus untuk laki-laki yang ingin melakukan 'double penetration' dengan ukuran 1,5"x 6" seukuran dengan 'adik'nya. Soni memasangnya di sebelah atas penisnya.

Dengan 'butt plug' masih di-dalam anus-nya, Sony menghampiri Shanty yang sudah 'hot' terbungkus plastik, dan juga 'horny' di 'bonage' dengan posisi yang 'sedap' di-lihat, tapi tak nyaman, sekaligus sangat merangsang bagi Shanty-nya sendiri. Shanty merasa tak berdaya disaat kemaluannya dibuat sangat 'terbuka' sekaligus 'mengundang' orang untuk 'menggarap'nya.

Beberapa fungsi panca indra-nya 'dibuat' tak berfungsi (Penglihatan, penciuman) , sehingga menambah sensitif pada fungsi panca indra yang 'masih' berfungsi, terutama 'sentuh'an pada kemaluan-nya. Hembusan rada keras dari nafas Soni pada 'itil'/klitoris/kelentit Shanty, sudah bikin doi sedikit meng-erang.

Soni dengan lembutnya mencabut 1.5 inch x 50cm 'black double end dildoe' dari 'pussy' dan 'anal' Shanty, dan di 'cemlpung'kan ke ranjang yang 'becek' itu. "aahh .. aaahhh .. " keluar dari mulut Shanty.

Dengan cekatan Soni sudah memasukan kepala zakar-nya kedalam anus Shanty. "aaahhhhh ..." reaksi dari Shanty. Meragsang maaan ...

Selanjutnya kepala 'strap on dildoe'pun bersarang dalam vagina Shanty. Lagi-lagi Shanty bereaksi dengan mengeluarkan suara yang sangat merangsang.

Soni-pun mulai 'memompa' Shanty perlahan dengan 'deep stroke', pol, amblas semuanya kedalam vagina dan anus Shanty. Shanty-pun mulai 'bernyanyi' dengan suara erangan-nya yang merangsang. Beberapa menit yang penuh kenikmatan bagi Shanty telah berlalu, dimana babak selanjutnya yang mengandung penderitaan akan segera dimulai.

Soni mempercepat gerkan maju-mundur pinggulnya, seraya meningkatnya frekuensi, intensitas, volume, dan variasi suara Shanty. Soni-pun meraih; "penis silikon hitam panjang yang kedua ujung-nya berkepala-zakar itu, juga bekas ngedon dalam vagina dan anus doi, yang kini telah basah dengan air seni", dan memasukannya salah satu ujung-nya (yang bekas ngedon di anus) kedalam mulut Shanty.

Mulut Shanty yang sudah 'dipaksa' menga-nga selama kira-kira 30 menit (pegal tentunya), karena di-ganjal dengan 'O-ring gag', serta kepala, wajah, rambut dan leher Shanty di-bungkus 'white latex hood' yang kedap udara (keringat telah membasahi sekujur kepala, wajah, rambut dan lehernya) dan juga tanpa lubang, kecuali lubang mulut, weleh-weleh, malahan sekarang mulut Shanty 'di-cekoki' benda panjang dan asin, serta terus menerus melesak kedalam tenggorokannya (tak bisa napas) dan baru berhenti ketika benda tersebut mentok di lambung-nya. Tinggal beberapa belas senti saja yang 'nongol' dari mulut Shanty. Aduh gila bener si Soni ini.

Belum lagi seluruh tubuh Shanty kini mulai terguncang-guncang oleh sodokan pinggul Soni. Shanty-pun mengerang-erang sejadinya, akan tetapi kini suaranya 'terbungkam' oleh penis silikon tersebut diatas. Sehingga menghasilkan jenis suara yang teramat merangsang buat Soni.

"Eehhmmpphh ... ehmmpphh ..." terdengar sangat-sangat merangsang. Detik-detik-pun berlalu. Dan bisa ditebak, tubuh Shanty yang terbungkus erat itu, sekarang mulai bergoyang-goyang kiri-kanan tak karuan dengan sejadi-jadinya. Shanty sudah kehabisan oksigen, tetapi Soni terus saja meng'genjot' sampai rontaan Shanty melemah, barulah penis silikon itu dicabut perlahan dari dalam lambungnya.

Perlu sepuluh detik untuk menarik benda tersebut sampai lepas dari mulut Shanty yang terguncang-guncang, karena Soni tidak mengurangi kecepatan ayunan pinggulnya dalam proses pencabutan tersebut.

Setelah sepuluh tarikan nafas yang tetap saja disertai suara-suara yang membakar birahi, Soni memulai proses memasukan sedalam mungkin penis silikon hitam yang panjang tersebut kedalam mulut, yang sebelumnya sudah dibasahi lagi dengan air pipisnya si doi.

Kembali si kepala zakar sintetis itu ngedon di lambung Shanty. Anehnya adeknya si Soni kali ini maenya cuma sebentar. Bubur kntl bang Soni, tumpah didalam liang ee Shanty, dan bercampur dengan ee-nya doi.

Belon juga Shanty meronta kehabisan oksigen, penis silikonnya sudah mulai ditarik keluar dari mulut Shanty, dan memerlukan waktu kurang dari 10 detik tentunya.

Ternyata Shanty merasakan sakit (dengan penis beneran tidak sakit) ketika penis palsu yang 50cm itu dimasukan dengan lembut, juga dengan paksa, sedalam mungkin kedalam mulut Shanty. Hal tersebut menyebabkan Shanty ter-ee-ee, sehingga 'rektum' doi penuh dengan ee dan tergosok-gosok dan terkocok-kocok kntl si Soni. Selain itu 'bibir' anus Shanty menjepit dengan erat penis-nya si Soni, terutama pada bagian pangkalnya. Jepitan tersebut membuat Soni lebih awal ejakulasi-nya.

Ketika penis-nya dicabut, ee-nya Shanty ikutan 'muncrat' keluar, kntl-nya juga penuh dengan ee. Uuhh .. kotor dan bau. "Aduh, sorry ya Shanty, abang teralu napsu" sambil melepaskan kepala Shanty dari bungkusan 'latex hood' dan 'O-ring gag'. "Laen kali jangan ya bang Soni" pinta Shanti yang 'eye liner'nya luntur oleh air matanya yang berlinang.

"Iya, cayank. Salah abang niru dari film bule, harusnya kalau niru dari film jepang aja" sesal Soni. "Lain kali abang akan lebih hati-hati, janji deh" kata Soni sambil menggunting lilitan 'cling wrap' dari tubuh Shanty dengan gunting berujung tumpul.

"Tenggorokan Shanty sakit nih bang" keluh Shanty "Kalau adek abang sih Shanty bisa, tapi yang karet itu bikin sakit". "Aduh, maapin abang yah cayank". "Ya udah, siraman dulu yuk, biar seger" ajak Shanty. "Shanty tolong cabut-tin dulu 'butt plug' abang nih" pinta Soni. "Jangan dulu-lah bang, kita kan masih ada acara" kata Shanty.

Bersambung